03 Juli 2010

"Nyontek??" Gak Deh...


Tulisan ini dimuat di buletin Al-Qolamu yang diterbitkan Keluarga Mahasiswa Islam (KALAM) STTN-BATAN Yogyakarta edisi juni 2010.

“Rumus sudah dihafal, materi sudah dipelajari, diskusi bareng teman sudah, berdoa pagi-siang-malam nonstop, soal-soal tahun lalu pun sudah dikerjakan, tapi kok aku gak “PeDe” ya? Apa aku buat contekan aja ya?”
Hari ini mungkin hari yang dinanti oleh segenap mahasiswa STTN-BATAN Yogyakata. Hasil study semester genap selama kurang lebih 5 bulan akan diujikan selama 3 minggu kedepan. Sedikit berbeda dengan ujian semester ganjil yang dikuti seluruh mahasiswa, ujian yang diplotkan berlangsung dari tanggal 21 Juni – 9 Juli ini hanya dikuti oleh mahasiswa reguler semester II,IV dan VI serta beberapa mahasiswa semester VII yang mengulang. Untuk kepentingan “KP” mahasiswa semester VI pun harus start lebih awal, tepatnya hari rabu lalu.

Agar sukses di ujian, biasanya para mahasiswa melakukan persiapan matang guna memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Dengan nilai yang baik, sudah pasti orang tua akan bangga kepada anaknya. Sebagai bentuk bakti kepada orang yang telah bersusah payah melahirkan, menafkahi dan membesarkan serta mendidik, tentunya kita pun tidak ingin memberikan hasil ujian yang buruk kepada mereka. Walaupun konsentrasi mahasiswa sedikit diganggu dengan event olahraga empat tahunan yang diadakan di benua hitam kali ini, tetap saja tidak memadamkan semangat mereka untuk memperoleh kemenangan sebenarnya dalam ujian. Akan tetapi, terkadang tanpa disadari kita sering melakukan hal yang tidak dibolehkan dalam Islam untuk memperoleh nilai ujian yang baik. Mungkin masih banyak dari saudara/i kita semuslim yang tidak segan mencontek untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Cara apapun dilakukan asalkan tidak ketahuan, Padahal Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi, Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Hujuraat:18).

Mencontek musuh kesuksesan

Memang budaya mencontek seakan sudah “mendarah daging” pada para pelajar Indonesia. Tidak dipungkiri penulis pun terkadang masih melakukannya dalam beberapa kesempatan. Padahal jelaslah bagi kita umat muslim bahwa mencontek adalah kecurangan yang dilarang keras oleh Islam. Mencontek, dalam berbagai bentuknya, jelas merupakan “musuh utama kesuksesan”. Ia bisa saja dilakukan secara sembunyi-sembunyi ataupun di depan banyak pasang mata. Ia bisa melibatkan orang per orang (individu), ataupun beberapa orang dalam sebuah komplotan. Na’udzubillahi min dzaalik.
Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa mencurangi kami maka bukan dari golongan kami”(HR. Muslim)
Para penyontek itu, tentu saja memp
unyai sejuta alasan untuk membenarkan perbuatan tercelanya itu. Seperti juga kaum kafir yang memiliki berbagai macam alasan untuk menentang Rasulullah SAW. Jika hati tidak dilandaskan iman dan takwa kepada Allah SWT, dapat saja kita bisa tertulari wabah menyontek ini. Alasan-alasan yang disebarkan oleh mereka yang menyontek ini memang kedengarannya masuk akal. Tetapi, jika kita renungkan dengan baik, ternyata hanya omong kosong belaka. Mereka berdalih melakukan perbuatan yang dilarang Islam itu semata untuk mremperoleh hasil yang maksimal, mempertahankan prestasi, membantu teman dan kesulitan, dan ungkapan kasih sayang.

Masa Depan Para Pencontek Sejati

Lampu kuning buat anda yang masih sering mencontek dalam ujian. Orang yang melakukan perbuatan tercela ini dapat dianggap mengelabui dan menipu pengajar/panitia ujian, karena mencampurkan antara yang haq dengan yang batil, dan memberikan bentuk ketidakjujuran ilmiah.
“Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman” (Q.s. al- A’raf, [7] :85).

Mengurangi takaran dan timbangan termasuk dari penipuan di bidang perdagangan yang bisa mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Hukum ini juga bisa berlaku untuk perbuatan menyontek. Tanpa kita sadari budaya mencontek ini akan melahirkan sosok pecundang dan orang-orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Bisa dibayangkan berapa triliun uang Negara yang dikuras habis oleh para pejabat yang suka menipu tiap tahunnya. Penjara di Indonesia juga seakan tidak pernah sepi dengan para koruptor.
Semua bentuk penipuan dilarang keras oleh Rasulullah Saw. Bahkan langsung diancam dengan siksa api neraka. Kecuali bagi yang bertobat dan berhenti dari segala bentuknya.
Rasulullah SAW pernah bersabda :“Siapa yang menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami; pembuat makar dan tipu daya akan masuk neraka” (H.r. Thabrani dan Ibnu Majah)

Allah Maha Penolong HambaNya

Saudaraku, sudah selayaknya hanya kepada Allah kita berserah diri dan memohon pertolongan dan petunjuk. Bukan kepada teman atau contekan saat ujian berlangsung. Sertailah sikap ikhtiar dan tawakal dalam setiap langkah hidupmu. Memang susah untuk menghilangkan kebiasan buruk yang satu ini. Namun, ketidakbisaan bukanlah alasan seorang muslim sejati. Kita bisa belajar untuk mencoba memahami masalah yang dihadapi. Dengan berusaha melakukan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya, Insya Allah kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan bagi kita semua. Wasalam Allahuakbar. (astro)


Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Artikel Yang Berhubungan



2 komentar:

Sen mengatakan...

Perjuangan Arsenal Untuk Bisa Memiliki Thomas Partey

BELLA DEVIANTI mengatakan...

Hai.
Terima kasih ya infonya sangat berguna sekali.
Semoga artikelnya bermanfaat bagi semua orang ya
Salam BELLA ^^
KENALAN YUK

Posting Komentar

Pengunjung blogku yang terhormat,
Sebagai pengunjung yang baik, tidak salahnya anda memberikan kritik, saran maupun opini yang bersifat membangun, untuk kebaikan di masa yang akan datang.
atas perhatiannya dan komentarnya saya ucapkan, terima kasih....