13 Februari 2014

Membuat Rangkaian Catu Daya Tegangan Tinggi DC (High Voltage DC Regulator)

55 komentar
Dalam perkembangan sistem elektronika, HVDC atau yang lebih sering dikenal dengan Catu Daya Tegangan Tinggi DC belakangan menjadi lebih sering digunakan. Untuk kalangan peneliti, HVDC bisa digunakan untuk mencatu detektor nuklir agar dapat terjadi ionisasi, yang pada akhirnya dapat mendeteksi dan mengukur besarnya zarah radiasi nuklir. Penerapan yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada raket pembasmi nyamuk. Tegangan yang berasal dari battery 5 volt digandakan berpuluh bahkan beratus kali lipat sampai dapat menghasilkan keluaran 1500-2000 Volt DC. Jangan heran, bila serangga seperti nyamuk dapat langsung terpanggang diatas raket. :D


Lalu, apakah ini juga berbahaya bagi manusia ? Jawabannya adalah tidak ! Mungkin anda hanya akan terkejut. Pelipatan yang terjadi dalam rangkaian HVDC ini hanya terbatas pada pelipatan tegangan, tidak untuk arus. Arus yang dihasilkan dalam rangkaian HVDC cenderung kecil, bahkan mengalami penurunan dibanding arus masukan. Hal ini tentunya telah disesuaikan dengan penggunaannya pada detektor nuklir atau pada raket nyamuk yang cukup membutuhkan arus yang kecil. Oke, sebelum anda mencoba membuatnya, ada baiknya anda mengetahui terlebih dahulu prinsip kerja HVDC berikut :


Blok diagram catu daya tegangan tinggi DC, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :



Untuk mendapatkan tegangan tinggi diperoleh dengan cara DC to DC converter dari 5 volt DC menjadi 1000 volt DC. Dalam pengunaanya, seperti untuk mencatu tegangan kerja detektor nuklir, keluaran dari HVDC harus bersifat variabel atau dapat diatur. Sedangkan untuk penggunaan pada raket nyamuk, besarnya keluaran selalu tetap. Pengaturan tegangan keluaran HVDC (0-1000 volt) ini dapat dilakukan dengan mengatur besarnya tegangan referensi (0-5 volt).

Rangkaian DC to DC converter terdiri dari osilator gelombang kotak, trafo penaik tegangan/step up dan dioda penyearah. Prinsip kerjanya osilator gelombang kotak membangkitkan 2 pulsa gelombang kotak dengan polaritas berbeda 180° selanjutnya masuk ke penguat push pull untuk dikuatkan tinggi pulsanya dan kemudian kedua pulsa dengan polaritas berbeda 180° tersebut diumpankan ke tap tepi trafo step up lilitan primer, sementara tegangan referensi dimasukkan ke tap tengah trafo lilitan primer dengan tegangan yang dapat diatur. Kemudian pada output trafo/lilitan sekunder akan keluar tegangan tinggi yang masih merupakan gelombang AC untuk selanjutnya disearahkan dengan dioda penyearah dan difilter tegangan riaknya. Maka akan keluar tegangan tinggi yang dapat diatur dari 0 sampai 1000 volt.

Ribet ya bahasanya ? :D Emang iya ! Apalagi rangkaian elektroniknya . Berhubung saya bukan tipe orang yang suka dengan keribetan, kali ini kita akan belajar elektronika bersama, dengan membuat Rangkaian Catu Daya Tengangan Tinggi DC (HVDC)yang lebih sederhana, namun tetap menggunakan prinsip DC to DC converter. Let's check it out !




Dari gambar di atas, masukan tegangan referensi yang dapat diatur 0-4 volt akan mengalir melewati LED. LED berfungsi sebagai indikator apabila ada tegangan yang melewatinya, sehingga pada saat rangkaian tegangan tinggi dihubungkan dengan sumber tegangan maka LED akan menyala. Transistor sebagai sebagai osilator bekerja seperti saklar yang akan membuka dan menutup agar terbentuk tegangan bolak-balik dan dihubungkan pada tap tengah trafo. Tegangan keluaran dari resistor 220 ohm melewati transformator jenis step up sehingga tegangannya naik. Untuk mendapatkan tegangan kerja bagi detektor sekitar 600 - 1000 Volt, maka tegangan tersebut perlu dinaikkan lagi. Rangkaian pelipat tegangan akan melipatkan tegangan yang melewatinya. Rangkaian yang terdiri dari kapasitor dan dioda yang di paralel tersebut akan melipatkan tegangan hingga tegangan keluaran menjadi 1040 Volt. Pemasangan rangkaian dioda zener 56 volt sebanyak 20 buah yang disusun seri bertujuan sebagai buffer dari tegangan keluaran agar ketika dipasang beban detektor tegangan keluaran dari catu daya tegangan tinggi DC tidak mengalami penurunan tegangan.

Bagaimana, cukup mudah bukan ? Sekian tulisan tentang pembuatan Rangkaian Catu Daya Tegangan Tinggi DC (HVDC) kali ini. Bagi anda yang ingin berdiskusi, monggo mengisi kolom komentar :)

Salam,

Argo Satrio Wicaksono

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Selengkapnya....

01 Februari 2014

Lihat Jogja Dari Sisi yang Lain

33 komentar
Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota gudeng dan kota pelajar. Kota yang terletak di selatan pulau Jawa ini juga terkenal sebagai kota seni dan Budaya. Keanekaragaman seni budaya jogja dengan sejarah yang membalutnya menjadi karakter tersendiri yang membedakannya dengan kota-kota lain. Tidak heran ribuan wisatawan lokal maupun manca negara tiap tahunnya datang untuk berkunjung ke kota ini. Yogyakarta dengan pesona khasnya mempunyai campuran antara hubungan kehidupan tradisional dan modern, serta mampu menciptakan semangat yang selaras dan unik.



Warna-warni Festival Kesenian Yogyakarta


Camera model : Canon EOS 450D
F-stop : f/4
Exposure time : 1/80 sec
ISO speed : ISO-100
Lokasi Pengambilan : Jl. Jend. Sudirman depan Galeria Mall Yogyakarta
Deskripsi : Berkembangnya pariwisata di Yogyakarta tidak lepas dari beragamnya jenis objek wisata yang ada.Selain wisata alam dan budaya, di yogyakarta sendiri sering diadakan pawai yang menapilkan beragam kesenian hiburan rakyat, satu diantaranya adalah badut egrang.




Pesan Moral Candi Ijo Diatas Ketinggiannya


Camera model : Canon EOS 450D
F-stop : f/4
Exposure time : 1/800 sec
ISO speed : ISO-100
Lokasi Pengambilan : Bukit Ijo, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman-Yogyakarta
Deskripsi : Tertinggi di Yogyakarta - Kompleks Istana Ratu Boko Sleman memiliki candi-candi yang bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yang belum banyak dikenal adalah Candi Ijo, yang letaknya paling tinggi diantara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, pada rabu 5 Desember 2012. Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya mencapai 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yang bermakna dan mengajak penikmatnya untuk berefleksi. Adanya karya-karya seni rupa hebat tanpa disertai nama pembuatnya menunjukkan pandangan masyarakat Jawa saat itu yang lebih menitikberatkan pada pesan moral yang dibawa oleh suatu karya seni, bukan si pembuat atau kemegahan karya seninya.

Srikandi Inspirasi Wanita Indonesia

Camera model : Canon EOS 450D
F-stop : f/4
Exposure time : 1/80 sec
ISO speed : ISO-100
Lokasi Pengambilan : Jl. Jend. Sudirman depan Galeria Mall Yogyakarta
Deskripsi :Emansipasi Wanita – Dewi Srikandi, tokoh prajurit puteri dalam dunia pewayangan yang sebenarnya adalah salah satu puteri dari Prabu Drupada dan Dewi Gandawati dari negeri Pancala. Keahliannya adalah memanah dan merupakan seorang prajurit yang handal. Ia bertabiat seperti laki-laki dan gemar pada peperangan. Dewi Srikandi juga menjadi suri tauladan prajurit wanita dan bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Kehadirannya saat itu mengubah paradigma yang masih meremehkan peran seorang wanita. Kini srikandi telah manjadi simbol pergerakan wanita dan kerap ditampilkan pada festival kesenian pada 8 Desember 2012 lalu di Yogyakarta. Srikandi lambang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Ia merupakan tokoh wanita cantik, cerdas, mandiri dan terampil.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit
Baca Selengkapnya....